dari jendela aku, aku hanya bisa berprasangka, Kenapa hari ini tak seteduh biasanya. Dari balik jendela itu aku menerka-nerka, Seperti si-fulan mengharap matahari terbit dari utara. Menyimpan sedikit rasa cemburu pada matahari, Yang selalu saja bisa menyapamu di siang hari. Melipat segenggam kesal pada angin yang senantiasa mampu membelaimu sepanjang hari. Dibalik samar itu, Aku melihatmu.. Berbisik lirih dalam hati, agar kuat menahan rindu. Tapi .. nyatanya aku masih tetap mampu memandangimu dari kejauhan, Tanpa berhenti untuk terus mendoakan.. nyatanya aku masih bisa menjaga perasaan. agar setidaknya rasa itu tetap tumbuh serupa harapan. karena jauh di dalam hati, aku percaya bahwa kau memang pantas untuk segala pengorbanan. Pada rintik gerimis aku benci. Datang tanpa permisi, mencibirku sepanjangg hari. Tentang foto: saya ambil dari Google.