Selalu ada yang ingin kau bangkitkan : Harapan.
Harapan bagaikan sepotong roti yang kau simpan dari pagi
untuk menyambung hidupmu disiang hari, harapan seperti kaldu yang mebuat sup
panas terasa menyegarkan saat dingin malam turun menyapa bumi, harapan adalh
alasan mengapa manusia harus terus berjalan kedepan. Karena Harapan adalah
desis lirih ketika tanah gersang disapa oleh rintik hujan.
Selalu ada yang ingin kau kejar : Ambisi.
Ambisi bagaikan tetes peluh yang terus kau sambung hingga
persimpangan. Menahanya membuatmu seperti
menelaan sepotong agar-agar tanpa kau kunyah. Kenyang, namun apakah kamu
menikmatinya?. Ambisi seperti bara api, memegangnya enggan namun dia adalah
bahan bakar.
Selalu ada yang kau lupakan : Syukur.
Syukur bagaikan kancing kemejamu di pagi hari, menjadi titk
temu antara ambisi dan harapan. Membuat keduanya tampak padu dan harmonis. Karena
syukur mampu memelihara ambisi dan membangkitkan harapan dengan jalan mengingat Tuhan.
namun ada saatnya kita harus melepaskan harapan... karena kadang-kadang harapan adalah pengalih perhatian.
(tulisan ini terinspirasi dari buku perjalanan rasa karya fadh djibran)
tentang gambar : foto diambil saat saya melakukan pendakian gn prau, wonosobo. melihat kini sudah ada ribuan orang setiap harinya mengijakan kakinya disana, aku ragu bung bunga ini masih ada. sedih rasanya jika harus kehilangan tempat seindah ini
Komentar
Posting Komentar