Berlari, maju dan melesat - begitulah kiranya setiap manusia kini berhasrat untuk saling mendahului. Siapa yang lebih cepat bekerja, siapa yang lebih giat berpacu , siapa yang lebih cekatan menangkap peluang maka dialah yang akan maju menjadi pemenang.
Disadari atau tidak dalam setiap dari diri manusia , selalu ada singa bernama ambisi yang rasanya selalu ingin dipuaskan dan diberi makan. serupa bara api, ambisi haruslah selalu ada dalam diri manusia bukan hanya agar selalu hangat-terang-menyala hidupnya namun juga agar tidak pandir tingkah lakunya.
ambisi harus ditakar secara jeli agar hidup kita sebagai manusia menjadi seimbang. tidaklah menjadi pribadi yang mabuk akan ambisi dan berkacamata kuda, atau juga bukan menjadi pribadi yang nerimo in pangdum saja dimana seakan-akan nasib adalah hadiah Tuhan yang turun begitu saja dari langit.
Hiduplah dengan api-unggun-bernama-ambisi didalam dirimu, dimana di sekelilinya telah terdapat berderet-deret-ember-air berisi rasa syukur yang siap menjadi pengingat ketika ambisimu mulai meluap-luap. agar bahagia hidupmu dan tidak mudah layu karena rasa kecewa. seperti kata Sapardi dalam bukunya : Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa, baik atau buruk.
"
larilah cepat berlari
Lesatlah engkau cepat menerabas bumi..
hingga akhirnya kau sadari..
Bukan hanya mawar dijalan yang kau lewatkan.
namun juga rasa dan alasan mengapa engkau dilahirkan.
"
mebgutip salah satu tulisan dalam buku Ahmad Tohari
“Ki Hajar Dewantara bilang begini, pilih mana dari dua kondisi ini: Numpak montor sinambi sawan tangis atau mikul dhawet sinambi rengeng-rengeng. Secara samar KHD menganjurkan orang memilih kondisi kedua. Yakni, hidup sederhana sambil mengembangkan rasa, dan dengan cara ini orang bisa ayem. Daripada yang pertama? Yakni, hidup banyak harta namun terus gelisah karena selalu diburu oleh keserakahan sendiri.”
( tentang foto: Angkringan Didekat Kost selalu mengingatkan kapan kita harus rehat, melihat orang berbincang disana selalu mengingatkan saya bahwa hidup sederhana adalah cara yang lebih mudah untuk hidup bahagia)
Komentar
Posting Komentar