Langsung ke konten utama

Halo, Pagi!

Halo, apakabar kamu. yang dengan setia menyapa setiap pagi. kamu yang memaksakubangun dari kasur dan selimutku yang nyaman dan menariku untuk membuka jendela sembari berbisik "selamat pagi". ah.. indahnya.. dulu aku tidak pernah tau kenapa, apa dan siapa yang akan menjadi tujuan dalam hidup. tidak pernah tau kemana, kapan dan bagaimana hidupku kelak. sampaisekarangpun aku masih belum benara benar tau. sejuurnya.

orang bijak bilang bahwa menjadi 'berarti' adalah tujuan yang palik hakiki, yang paling mutlak dibutuhkan oleh semua umat manusia. iyakah?. apakah setiap manusia peduli dengan perkara ini? dalam hal apa kita ingin menadi berarti?. kepada siapa kita harus menjadi berarti? kamu? mereka?.
ah sudah lah,..

kamu disana.. apakah kamu sendiri sudah menemukan siapa yang akan kamu beri arti?
apakah aku? atau mereka?
..
aku tidak yakin kamu punya jawabanya.. karena kamu bisa membahagiakan semua orang.
karena aku tau bahwa kamu ingin selalu memberi arti kepada semua orang. karena kamu ingin membahagiakan setiap  orang. kara kamu memiliki hati yang lebih mulia dari siapapun. karena kamu memiliki hasrat untuk menghadirkan bahagia. pada anak anak kecil yang sedang bermain gundu itu. pada para petani-petani yang hadir di ladang dengan teremos berisi teh dan kopi hangat itu..pada bapak renta yang setia menunggu anaknya pulang itu.. setiap pagi. hadirmu sekejap namun menenangkan, hadirmu kilat namun memberi harapan. karena kamu adalah kabut tipis yang malam lahirkan sebelum fajar datang. karena kamu adalah... embun pagi.

Kamu bisa menghadirkan kepada semua orang, meski hanya sekejap. meski hanya sekelebat. aku iri.
tapi aku mahfum keterbatasanku sebagai manusia. bahawa manusia tidak mungkin membahagiakan setiap orang sepertimu. bahwa manusia tidak diciptakan sekuat itu. bahwa manusia tidak design se-baik itu. aku sadar oleh karena itu embun, cukuplah kiranya aku, sebagai umat muhammad dan turunan adam yang sangat biasa, memberi arti dan berarti bagi kedua orang tuaku.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

somos libres siempre solamente por tu vas!

Sei mangkei ranger - Jilid 1  hari ini, ditempat yang sama, saat kita memulai segalanya.. sabagian dari kita kini telah "selesai" melewatinya.. sebagian dari mereka telah berpamitan. melesat menuju takdir masing masing untuk mencoba meraih pengharapan ditempat yang lain.. bagi sebagian dari kita.. mungkin ini adalah titik penghabisan. bagi sebagian lainya mungkin kita masih memiliki alasan untuk bertahan.. dari titik yang sama saya  akan-selalu-tetap-akan mendoakan.. bahwa dengan segala pilihan yang kita ambil maka kita  akan menemukan jawaban.. bagi mereka yang masih bertahan.. semoga kita dikuatkan.. karena hal terpenting untuk teteap bertahan adalah dengan menemukan alasan.. bagi mereka yang masih berjuang maka teteaplah melihat kedepan. mengingat tujuan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat. dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh setiap harinya.. ya.. hidup ribuan kilometer jauh dari "rumah" bukanlah hal yang mudah. kita tau...

Cerita Awan Biru

awan sirus yang tipis lembut membaur di  langit biru disiang bolong. Angin timur yang yeng bertiup kencang seakan mebentuk guratan-guratan tipis yang melingkar parabol mengikuti arah angin. Butiran uap air itu kini telah jenuh di ketinggian. Hadir dari tanah permukaan, dari daun-daun hijau serabutan, datang dari hilir yang syahdu dan juga hulu yang teduh. Butian uap itu kini telah memadu, dan bergerak bersama dalam keteraturan.  Dalam sebuah tatanan alam yang telah digariskan oleh sang Maha. Awan sirus yang tipis memberi rona yang berbeda di langit luas. Langit yang berwarna biru kini memiliki corak garis tipis mengurat dari sisi timur dan mulai membarat. Awan sirus memberi keteduhan tanpa menghasikan hujan sekaligus membawa tenang saat terik semangat menyapa bumi.   Butiran uap air tidak pernah mempertanyakan mengapa ia harus selalu berpindah seakan tak memiliki rumah. Mereka bahkan tak tahu lahir dari mana. Apakah dari tanah permukaan? Atau merupakan bagian dari ...

Numpak montor sinambi sawan tangis utowo mikul dhawet sinambi rengeng-rengeng

Berlari, maju dan melesat - begitulah kiranya setiap manusia kini berhasrat untuk saling mendahului. Siapa yang lebih cepat bekerja, siapa yang lebih giat berpacu , siapa yang lebih cekatan menangkap peluang maka dialah yang akan maju menjadi pemenang.  Disadari atau tidak dalam setiap dari diri manusia , selalu ada singa bernama ambisi yang rasanya selalu ingin dipuaskan dan  diberi makan. serupa bara api, ambisi haruslah selalu ada dalam diri manusia bukan hanya agar selalu hangat-terang-menyala hidupnya  namun juga agar tidak pandir tingkah lakunya.  ambisi harus ditakar secara jeli agar hidup kita sebagai manusia menjadi seimbang. tidaklah menjadi pribadi yang mabuk akan ambisi dan  berkacamata kuda, atau juga bukan menjadi pribadi yang nerimo in pangdum  saja dimana seakan-akan nasib adalah hadiah Tuhan yang turun begitu saja dari langit.  Hiduplah dengan api-unggun-bernama-ambisi didalam dirimu, dimana di sekelilinya telah terdapat...