Kecintaan pada Tuhan semestinya dihadirkan secara utuh untuk seluruh ciptaan Nya. Bukan hanya terbatas pada apa yang kita sebagai individu bisa "terima" secara akal nalar atau "sukai".
Saya meyakini bahwa segala yang ada di dunia ini hadir sebagai kebaikan. Namun keterbatasan ilmu, akal dan logika berpikir manusia lah yang membuat kita merasa perlu untuk membatasi mana yang disebut hitam dan mana putih. Mana yang dianggap baik dan mana yang buruk.
Dan saya percaya bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan keburukan. Hanya manusia yang salah "mengelola" atau "tidak tau" apa "fadila" dibalik segala rupa perkara.
Dan saya percaya bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan keburukan. Hanya manusia yang salah "mengelola" atau "tidak tau" apa "fadila" dibalik segala rupa perkara.
"Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
Ketidaktahuan adalah fitrah manusia.
Sebagaimana kita merasa mengenal atau bahkan merasa dekat dengan Tuhan. Namun tidaklah mampu akal kita untuk mengetahui secuil-pun sifat sifatNya terkecuali Tuhan sendiri memberitahunya.
Sebagaimana kita merasa mengenal atau bahkan merasa dekat dengan Tuhan. Namun tidaklah mampu akal kita untuk mengetahui secuil-pun sifat sifatNya terkecuali Tuhan sendiri memberitahunya.
Pantaskah kita-sebagai-manusia tumbuh menjadi makhluk yang congkak dan menghakimi akhlak orang lain?. Bagaimana mungkin manusia yang hadir dalam ketidak-tahuan namun tampil sebagai sebagai hakim yang merasa tahu, mengenal, dekat dengan Tuhan sehingga berhak menilai sesamanya?
Tidaklah manusia mengerti cara Tuhan memainkan bidak caturNya. Dalam keterbatasan dan ketidaktahuan manusia tidak ada yang boleh (merasa) benar, apalagi menghakimi. Boleh jadi kita merasa dekat. Namun sejatinya jauh. Boleh jadi mereka disebut jauh namun sejatinya mereka telah hadir-penuh-sadar-utuh mencintai Tuhan.
Segala ciptaan Tuhan adalah baik.
Hargailah manusia sebagai insan Tuhan, bukan dengan jalan menilai dalam spektrum kepribadian dan tingkah laku. Karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang tenggelam dalam ketidaktahuan. Segala hal yang datang adalah atas kehendak Tuhan. Olehkarenanya Menilai sesama manusia bukanlah kewenangan manusia.
Berapa jauhlah kita?
Barangkali memang benar jalan mengenal Tuhan adalah jalan yang panjang dan sunyi. Takperlu mengukur, karena tidak ada jauh ataupun dekat. Cukup aku dan Tuhanku yang tau bagaimana caraku melipat jarak.
Barangkali memang benar jalan mengenal Tuhan adalah jalan yang panjang dan sunyi. Takperlu mengukur, karena tidak ada jauh ataupun dekat. Cukup aku dan Tuhanku yang tau bagaimana caraku melipat jarak.
Aku yang ingin mencintaiMu tanpa basa basi.
Aku yang ingin mencinatiMu tanpa fafifu
Aku yang ingin mencinatiMu tanpa fafifu
Tentang gambar : pada suatu hari di setasiun Depok.
Komentar
Posting Komentar