kamu adalah bagian dari masa lalu.
sebuah titik dimana dulu aku pernah menetap.
titik yang dulu aku percayai sebagai akhir.
aku pernah merasakan tenang.
disana, aku pernah percaya bahwa kata resah-pilu-sendu-kelu hanya cerita yang didongengkan secara hiperbolis oleh pujangga.
masalalu adalah konsekuensi waktu yang terus melaju.
sebuah ponstulat yang baku.
yang tidak terbantahkan.
yang tidak terbantahkan.
banyak orang mengambarkan masalalu dengan berlebihan.
bercerita hingga berbusa soal "seandainya"
seakan mereka tidak rela.
karena bagi beberapa orang romansa masa lalu masih lebih mengairahkan daripada masa depan.
sekarang, langkah kakiku dipaksa untuk berpindah.
dari titik yang semula definisaikan sebagai akhir ke permulaan.
permulaan selalu menyalakan harapan.
tengoklah kebelakang dan ucapkan selamat tinggal.
karena aku tahu akhirku dulu ternyata semu.
jika rindu, bolehlah kita menyapanya sesekali.
tapi ingatlah untuk tidak mudah berhenti.
karena aku tahu, bahwa akhirku yang mungkin telah menunggu.
seperti senja yang tidak pernah menyalahkan pagi.
seperti senja yang menutup hari. dan kembali menatikan pagi yang baru.
kini aku mengerti untuk tidak pernah menyalahkan masa lalu.
karena masalalu adalah konsekuensi akan waktu.
seperti senja yang tidak pernah menyalahkan pagi.
seperti senja yang menutup hari. dan kembali menatikan pagi yang baru.
kini aku mengerti untuk tidak pernah menyalahkan masa lalu.
karena masalalu adalah konsekuensi akan waktu.
Komentar
Posting Komentar