Langsung ke konten utama

Perbincangan Imajiner Tentang Indonesia

Disebuah rumah mungil seorang anak tengah memainkan sebuah mobil die-cast yang sudah lusuh. Didorongnya mobil itu mengelilingi tubuhnya dengan sekali-kali dia lewatkan dibawah kakinya. Muka yang cemong oleh bekas ingus yang tidak sempat ia bersihkan itu kini mengering seakan menjadi ornamen  tambahan di balik wajahnya yang lucu. Anak itu itu kini telah menginjak usia 7 tahun dan dia mulai menghawatirkan sesuatu. Suatu hari dia bertanya pada ibunya, “bu kenapa aku di lahirkan sebagai seorang Indonesia?”. Sang ibu Nampak bingung dengan pertanyaan anaknya. Dengan mata yang sesekali menyipit sembari mengerutkan dahinya sang ibu menunjukan raut muka heran. “kenapa kau tanyakan hal itu nak?, tentu saja kau adalah seorang Indonesia. Sebab ayah ibumu adalah seorang Indonesia juga”. Sang anak tampak tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh ibunya. Sang anak terlihat menunduk lesu layu sembari sesekali memainkan ujung telunjuknya di  lantai. Sang ibu menghela nafas dan mengembangkan senyum tipis di bibirnya. Kemudia dengan suara lirih sang ibu membisikan sesuatu di telinga sang anak “harusnya kamu bangga menjadi Indonesia. semestinya di negeri ini raut mukamu yang sedih itu tidak pernah muncul”. Sang anak mengangkat wajahnya sambil terhera-heran. “kenapa?”, “karena tuhan menciptakan negeri kita saat Dia sedang tersenyum” ujar sang ibu dengan suara tipis. “tersenyum?, tersenyum kenapa bu?” sang anak makin antusias. “tersenyum karena dia berhasil menciptakan sebuah negeri yang begitu indah,  negeri yang begitu berwarna karena  budaya namun bisa hidup berdampingan, negeri yang kaya akan keanekaragaman hayati tanpa diisi keserakahan, negeri yang ramah dimana setiap orang mau tersenyum menyapa satu sama lain.” “benarkah?, kenapa aku tidak melihatnya selama ini bu?” sang anak mulai menunjukan wajah tak percaya pada ucpan ibunya. Dengan terus memanikan telunjuknya di lantai. Sang ib kembali mebisikan sesuatu di telinga anaknya sambil sedikit terkikih-kikih, “kamu hanya belum melihatnya, kamu masih terlalu muda untuk mengerti, kamu masih terlalu dini untuk memahami hal ini nak… tumbuhlah dewasa menjadi pribadi yang kuat dan tetap penuh rasa ingin tahu.. kenalilah indonesia-mu, kenalilah ia sejujur-jujurnya dan seluas-luasnya, ciptakan horizonmu sendiri, perlebar sudut pandangmu dengan memandang Indonesia entah itu yang baik maupun yang buruk. Indonesia adalah bagian dari dirimu.. di setiap bagian tubuhmu mengalir air Indonesia. Disetiap daging dan urat yang ada dalam tubuhmu terdapat saripati Indonesia. Kenali dan Temukan Indonesiamu sendiri nak…”. Sang anak mulai menunjukan raut muka yang antusias. “apakah indonesiaku berbeda dengan Indonesia orang lain bu? Kenapa aku harus menemukan indonesiaku sendiri?”. Sambil mengambil mobil die-cast anaknya ia menjawab “tentu saja berbeda, bagaimana kamu menilai indonesia itu tergantung seberapa banyak hal yang telah kau ketahui dan kau lihat dari Indonesia. Jika kamu hanya mengenal Jakarta maka kamu akan menganggap Indonesiamu adalah Indonesia yang mecet dan kumuh.” Sembari mengenggam kedua tangan anaknya sang ibu mulai menarik anaknya berdiri dan berkata” jelajahi-lah indonesiamu. Ijakan kakimu disetiap gugusan pulau negri ini, kenali dan serap sari-pati kehidupan dan keramahan yang kau temui. Jadikan pelajaran hal-hal buruk yang kau jumpai. Negeri ini adalah surga firdaus bagi mereka yang mau memahami dan neraka jahanam bagi mereka yang hanya bisa mengeluh.” Sang  anak mulai tersenyum puas. Dia bangkit dan berlari, berlari menemukan indonesianya. Ya indonesianya sendiri…. bagaimana dengan kalian?

                     
(foto : lokasi : pulau kepa, alor NTT, fyi: anak yang aku gendong namnya fajar hehe )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

somos libres siempre solamente por tu vas!

Sei mangkei ranger - Jilid 1  hari ini, ditempat yang sama, saat kita memulai segalanya.. sabagian dari kita kini telah "selesai" melewatinya.. sebagian dari mereka telah berpamitan. melesat menuju takdir masing masing untuk mencoba meraih pengharapan ditempat yang lain.. bagi sebagian dari kita.. mungkin ini adalah titik penghabisan. bagi sebagian lainya mungkin kita masih memiliki alasan untuk bertahan.. dari titik yang sama saya  akan-selalu-tetap-akan mendoakan.. bahwa dengan segala pilihan yang kita ambil maka kita  akan menemukan jawaban.. bagi mereka yang masih bertahan.. semoga kita dikuatkan.. karena hal terpenting untuk teteap bertahan adalah dengan menemukan alasan.. bagi mereka yang masih berjuang maka teteaplah melihat kedepan. mengingat tujuan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat. dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh setiap harinya.. ya.. hidup ribuan kilometer jauh dari "rumah" bukanlah hal yang mudah. kita tau...

Cerita Awan Biru

awan sirus yang tipis lembut membaur di  langit biru disiang bolong. Angin timur yang yeng bertiup kencang seakan mebentuk guratan-guratan tipis yang melingkar parabol mengikuti arah angin. Butiran uap air itu kini telah jenuh di ketinggian. Hadir dari tanah permukaan, dari daun-daun hijau serabutan, datang dari hilir yang syahdu dan juga hulu yang teduh. Butian uap itu kini telah memadu, dan bergerak bersama dalam keteraturan.  Dalam sebuah tatanan alam yang telah digariskan oleh sang Maha. Awan sirus yang tipis memberi rona yang berbeda di langit luas. Langit yang berwarna biru kini memiliki corak garis tipis mengurat dari sisi timur dan mulai membarat. Awan sirus memberi keteduhan tanpa menghasikan hujan sekaligus membawa tenang saat terik semangat menyapa bumi.   Butiran uap air tidak pernah mempertanyakan mengapa ia harus selalu berpindah seakan tak memiliki rumah. Mereka bahkan tak tahu lahir dari mana. Apakah dari tanah permukaan? Atau merupakan bagian dari ...

Numpak montor sinambi sawan tangis utowo mikul dhawet sinambi rengeng-rengeng

Berlari, maju dan melesat - begitulah kiranya setiap manusia kini berhasrat untuk saling mendahului. Siapa yang lebih cepat bekerja, siapa yang lebih giat berpacu , siapa yang lebih cekatan menangkap peluang maka dialah yang akan maju menjadi pemenang.  Disadari atau tidak dalam setiap dari diri manusia , selalu ada singa bernama ambisi yang rasanya selalu ingin dipuaskan dan  diberi makan. serupa bara api, ambisi haruslah selalu ada dalam diri manusia bukan hanya agar selalu hangat-terang-menyala hidupnya  namun juga agar tidak pandir tingkah lakunya.  ambisi harus ditakar secara jeli agar hidup kita sebagai manusia menjadi seimbang. tidaklah menjadi pribadi yang mabuk akan ambisi dan  berkacamata kuda, atau juga bukan menjadi pribadi yang nerimo in pangdum  saja dimana seakan-akan nasib adalah hadiah Tuhan yang turun begitu saja dari langit.  Hiduplah dengan api-unggun-bernama-ambisi didalam dirimu, dimana di sekelilinya telah terdapat...