Hai Kamu, apa kabarmu disana? Masihkah kamu mainkan ujung
jarimu sembari sedikit merunduk malu malu ketika bertemu denganku, dulu ?. aku
masih ingat caramu menatapku ketika kita bertemu setelah kita menantikan pertemuan
itu sekian lama. Mengalihkan pandanganmu sejenak dari pandangan mataku sambil
menyapa dengan “hai” yang singkat namun dilanjutkan dengan senyuman yang
buatku, mengemaskan.
Hai apa kabarmu sekarang? Masihkah kamu menolak ketika ada
seseorang yang mengajakmu makan lotek atau gado gado karena kamu lebih suka
memakan sepiring ketoprak ? masihkah kamu suka terlambat seperti biasanya? Masihkah
kau suka berpergian mengunakan dengan sepasang flatshoes atau sandal “crocks”
? membiarkan sedikit tumitmu terlihat
dan memberikan kesan kasual pada penampilanmu, yang jujur saja aku suka.
Hai kamu, ingatkah bahwa dulu kita sering memperbincangkan
kenestapaan hubungan kita? Betapa sulitnya kita menemukan waktu bersama, perbedaan
kalender akademis bedebah yang menyebabkan kita tidak memiliki waktu yang cukup
bahkan hanya untuk sekedar duduk dan menikmati segelas minuman dingin.
Oh iya, apa kau masih saja bingung untuk memilih makan malammu ? hingga pilihanmu hanya berkutat pada dua jenis makanan saja?. Seolah olah setiap
malam jika kutanya makan apa, kamu selalu saja menjawab nasi goreng atau ayam
goreng. Aku menghawatirkan kesehatanmu.
Hai kamu, aku masih ingat bagaimana kita dahulu menyempatkan waktu untuk
melewatkan tengah malam hanya dengan terdiam dalam telefon? Ketika kamu jauh disana bahkan akan merengek
manja, memintaku untuk tidak menutup telfon karena kamu ingin ditemani. Bahwa kamu
jauh disana, takut untuk sendiri.
Hai kamu, masih ingatkah kamu dengan kemaha-tololan kita
ketika tersesat di tengah kota. Mengendarai sepeda motor tanpa ada arah dan
tujuan ditengah hari yang terik namun
kita menikmatinya ?. ingatkah kamu dulu memintaku untuk mengajakmu jalan
berdua, hanya karena kita sebagai pasangan menurut persepsimu tidak sebagaimana
semestinya sebagai "pasangan". Jarang jalan berdua untuk bertamasya dan
mengukuhkan eksistensi kita bukan sebagai entitas tunggal melainkan sebagai “pasangan”?.
Kamu tau, bahkan aku masih menyimpan kado pertamamu untuku, aku masih menyimpan surat pertamamu padaku,
aku masih menyimpannya rapih, bahkan aku hapal isi dalam surat itu. hanya kubuka sesekali dan tersenyum ketika
menyadari dahulu kita memiliki perasaan yang sama. Memilih untuk saling
mengerti dan mencoba memahami satu sama lain. Memilih untuk saling mengingatkan
detail detail kecil dalam kehidupan kita, menanyakan hal remeh-temeh dari
kehidupan kita. Namun kita menyukainya.
Hai kamu, tau kah kamu bahwa kamu pernah menjadi pusat duniaku?
Taukah kamu jika dalam setiap doaku aku pernah selalu mendoakaan hubungan kita?
Pernah berharap bahwa kita suatu saat bisa menikamti waktu bersama. Waktu dimana
kita tidak lagi disibukan oleh dunia kita masing masing. Waktu ketika aku dengan
bisa menyanyikan lagu dari petra sihombing dengan suara sumbangku namun kamu
akan tetap tertawa kecil entah karena suaraku sumbang atau karena suka(?).
Namun ternyata kita sama sama terlalu egois untuk saling
mengalah dan mau memaklumi. Kita terlalu keras kepala pada pendirian kita yang
salah. Kita berdua terlalu malu untuk mengakui bahwa kita salah. ah ternyata kita memang bodoh ya.... atau setidaknya aku sudah pasti bodoh. Memelihara sifat
kepala batu ternyata memang sebuah kesalahan yang luar biasa besar. Sebuah kesalahan
yang masih aku sesali hingga saat ini.
Hai kamu, maafkan aku, saat kamu jauh disana menjadikanku sebgai prioritas aku justu menjadikanmu sebagai sebuah pilihan. Maafkan aku yang belum menjadikanmu sebagai yang pertama meskipun semestinya kau tau bahwa kamu merupakan yang utama. Aku belum bisa menjadikanmu yang pertama dari sekian banyak kesibukanku. Meskipun kamu sebenarnya merupakan satu satunya orang yang aku utamakan selain kedua orang tuaku.
Maafkan aku. Maafkan ketololanku dalam menyianyiakanmu. Maafkan aku karena aku menjadikanmu tidak merasakan keberadaanku. Maafkan aku gagal memberikan setumpuk kebahagiaan dihadapanmu.
Komentar
Posting Komentar