Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Pulang

Pulang, Tempo hari saya tiba tiba memainkan hape saya dan membuka media player. disana saya play salah satu lagu yang mungkin saya rasa (saat itu) paling pas menggambarkan perasaan saya. lagu tersebut adalah lagu dari Float-Pulang. Dan lalu... Rasa itu tak mungkin lagi kini Tersimpan di hati Bawa aku pulang, rindu! Bersamamu! Dan lalu... Air mata tak mungkin lagi kini Bicara tentang rasa Bawa aku pulang, rindu -Float, Pulang. kenapa pulang? kenapa lagu tersebut..dan kenapa (saat itu) lagu tersebut terasa sangat pas, tepat, mantep dan menyentuh. sudah hampir 2,5 bulan saya berada di perantauan. hidup jauh dari lumah ternyata bukanlah hal yang mudah meskipun saya sebenarnya sudah hidup mandiri sebagai anak kost selama 4 tahun dan dalam setahun rasanya saya pulang kurang dari 5 kali dulu. tetapi meskipun sama sama jauh dari rumah ternyata jarak itu memilkik andil yang cukup besar dalam mengintimidasi semangat. percayalah kawan.  apa yang say...

Kabut dan udara dingin.

Selamat pagi kabut, selamat pagi udara dingin di bulan september. kalian baik-baik saja kan?. sedikit risau ketika aku tau bahwa kalian terlampau sering muncul hari-hari ini. menyapa kulit yang  telah mengigil itu dengan sapuan tipis yang.. hhmmm secara tiba tiba membuatku meringis kedinginan. selamat pagi kabut selamat pagi udara dingin, kalian masih disitu, bukan (?). aku tau kalian tidak akan (begitu mudah) pergi begitu saja. aku tau kalian akan terus menemaniku meski matahari di ufuk timur perlahan secara simultan menghadirkan kehangatan. kalian begitu pekat, kalian begitu dekat. hidup di lereng gunung membuatku sedikit malas bergerak, rasanya tubuh menjadi engan untuk berhenti mencumbui dingin yang memeluk erat. oh iya, aku hanya disisimu sementara, tiga hari saja. tak perlulah lama-lama. mungkin sedikit membuatmu kecewa, tapi percayalah setiap kali aku datang aku akan membawakan setumpuk rasa rindu yang aku ikat rapih dihadapanmu. membongkar bungkusan rindu itu dan membak...

Demi Hujan di Bulan Juni

Bahwa setiap manusia memang tidak bisa berdiri sendiri. Tuhan mengajarkan kita jika hidup memang semestinya untuk bersama, berlari sendiri hanya membuat kita terlihat seperti kuda jantan liar  yang berlari, mengamuk dan meninggalkan banyak hal dibelakang. berpikir seolah olah kecepatan dan kekuatan adalah segala-galanya. mengejar sesuatu yang imajiner, fana dan masih samar-samar. karena Manusia memang tidak sekuat itu. demi hujan di bulan juni : berhentilah menjadi seseorang yang menangis dibawah hujan- sembari berharap agar berbagai kesedihan tersamarkan. berhentilah sendiri.  

Terkadang Lupa

Anak kecil berlari ditengah padang   ilalang yang luas. Sang ibu terlihat sedikit menunduk sembari menyiangi ladangnya yang gersang. Tidak ada padi kali ini karena kemarau yang datang terlalu lama. Bahkan tanpa padi itu sang ibu masih saja menyiangi sawahnya, mencabuti gulma yang bahkan tidak mengganggu tanaman apapun. Sang ibu terlihat sangat khidmat sang ibu terus melakukanya meski saat ini terik. Sang anak masih saja berlari. Menerabas semak sembari mengayunkan ranting   pohon oak yang ia pungut di perjalan ke udara.   Berlari .. berlari.. dan terus berlari sembari mengembangkan tawanya. Hari mulai sore, sang anak berlari terlampau jauh. Fajar sudah mulah menyusup perlahan di ufuk barat. Ia lupa bahwa sang ibu saat ini pastilah mulai mnghawatirkannya.     Sang anak pun memutuskan untuk kembai dan menemui ibunya yang ada ditepian ladang. Sang ibu ternyata belum berpindah. Terpaku pada titik yang sama saat sang ibu memulainya dan masih-saja-menyiangi-gu...

Hai Kamu!

Hai Kamu, apa kabarmu disana? Masihkah kamu mainkan ujung jarimu sembari sedikit merunduk malu malu ketika bertemu denganku, dulu ?. aku masih ingat caramu menatapku ketika kita bertemu setelah kita menantikan pertemuan itu sekian lama. Mengalihkan pandanganmu sejenak dari pandangan mataku sambil menyapa dengan “hai” yang singkat namun dilanjutkan dengan senyuman yang buatku, mengemaskan. Hai apa kabarmu sekarang? Masihkah kamu menolak ketika ada seseorang yang mengajakmu makan lotek atau gado gado karena kamu lebih suka memakan sepiring ketoprak ? masihkah kamu suka terlambat seperti biasanya? Masihkah kau suka berpergian mengunakan dengan sepasang flatshoes atau sandal “crocks” ?   membiarkan sedikit tumitmu terlihat dan memberikan kesan kasual pada penampilanmu, yang jujur saja aku suka. Hai kamu, ingatkah bahwa dulu kita sering memperbincangkan kenestapaan hubungan kita? Betapa sulitnya kita menemukan waktu bersama, perbedaan kalender akademis bedebah yang menyeb...

Dialog Imajiner

"aku melihat sinar sore itu.. pudar pelahan mulai membiru" "lalu apa yang kamu tunggu?, bergegaslah!" "aku sedang tidak ingin terburu buru.." "kau gila! , segera cari orang "lain" kamu tidak akan mamapu sendiri!" "jika memang harus, akan kucoba" "kau tidak bisa! dan tak akan pernah bisa!" "bukankah setiap pilihan selalu menghadirkan konsekuensi ? menghadirkan percabangan antar menjadi  gagal atau menjadi berhasil ?" "aku yakin kau gagal! , kau tak mampu sendiri! pegang ucapanku ini! kau LEMAH" "enyahlah !"  "cepat atau lambat!" "waktu akan membungkam mulut besarmu" "aku tahu, namun kau tak akan bisa mengabaikanku esok hari! kau terlalu lemah untuk sendiri!"  "enyahlah, bayanganku. petang telah datang! aku ingin berdiri tegak sendiri. untuk mengabaikanmu!"  "esok pagi kita akan berjumpa lagi!" ...

Epilog sore hari- Menjadi Berarti : sebuah definisi

Sejatinya, hal apakah yang menjadikan seseorang menjadi berarti? sebuah pertanyaan yang terus dilahirkan dan direngkarnasikan berulang kali tanpa menemui jawaban yang pasti. apakah itu "berarti"? hingga sepotong-kata-berimbuhan-tersebut adalah sesuatu yang mustahil untuk di artikan secara terminologis.  atau mungkin "berarti" memang diciptakan bukan untuk diartikan atau bakan untuk diukur. mungkin saja  "berarti" adalah sesiatu yang fana dan metafisis. sehingga tidak dapat didefinisikan secara mutlak sebagai sebuah postulat yang baku dan rigid. berarti seperti  sesuatu norma relatif  bagi setiap peradaban dimana pun  itu. ditanah tanah gersang itu..  maupun di padang tundra yang dingin dan mencekik itu. bung karno dan habibie menjadi berarti karena keberanian, tekad dan pemikiranya yang besar. bahkan hitler dan stalin pun menjadi berarti meski dengan hidup yang dipenuhi ambisi. menjadi berarti ternyata bukan soal benar-salah ataupun ...

Hujan (Tidak) Datang Terlambat.

hujan di luar sana turun malu malu, menetes perlahan di antara serat awan. hujan turun malu malu, tertiup dan terombang-abing oleh angin sendu. hujan turun malu malu. membasahi caping petani yang sudah lemas layu. menyeru, menyabung harapan yang sudah hampir dikhlaskan. namun hujan tak pernah turun terlambat. hujan selalu mampu membahasakan damai dalam selarik lembar hidup yang sudah kusut kusam. ... karena hujan adalah kamu. rahmat dan berkah bagi mereka yang mau menunggu. foto : foto diambil di puncak gunung prau, viewpoint paling best buat saya (dulu sih.. sudah ampir 2,5 tahun yang lalu, skarang sdah ramai .. saya tidak au kondisinya kayak apa sekarang). dan sebenarnya tidak ada korelasi antara foto dan tulisan ini. hanya sekedar rindu menyapa alam hhhe

Harapan, Ambisi dan Rasa Syukur

Selalu ada yang ingin kau bangkitkan : Harapan. Harapan bagaikan sepotong roti yang kau simpan dari pagi untuk menyambung hidupmu disiang hari, harapan seperti kaldu yang mebuat sup panas terasa menyegarkan saat dingin malam turun menyapa bumi, harapan adalh alasan mengapa manusia harus terus berjalan kedepan. Karena Harapan adalah desis lirih ketika tanah gersang disapa oleh rintik hujan.  Selalu ada yang ingin kau kejar : Ambisi. Ambisi bagaikan tetes peluh yang terus kau sambung hingga persimpangan. Menahanya membuatmu  seperti menelaan sepotong agar-agar tanpa kau kunyah. Kenyang, namun apakah kamu menikmatinya?. Ambisi seperti bara api, memegangnya enggan namun dia adalah bahan bakar. Selalu ada yang kau lupakan : Syukur. Syukur bagaikan  kancing kemejamu di pagi hari, menjadi titk temu antara ambisi dan harapan. Membuat keduanya tampak padu dan harmonis. Karena syukur mampu memelihara ambisi dan membangkitkan harapan dengan jalan mengingat ...

aku benci melihatmu bahagia.

ada sedikit rasa kecewa muncul ketika aku melihatmu bahagia. bukan karena aku tidak ingin melihatmu bahagia. tapi aku terlampau tidak rela jika bukan "aku" yang menghadirkanya untukmu. mungkin aku iri. benar saja. sepertinya keresahan kini dapat dengan serta-merta tertawa. menyapaku diujung beranda, menghadiahi setumpuk ketidak-mampuan-ku. menghitung dan mengulur satu-persatu kesalahan yang pernah kita perdebatkan. aku membecinya, keresahan datang hanya untuk "menertawakan". sedikit kelu saat aku menyadari bahwa kamu disana, mungkin bahagia. berkelakar memperbincangkan masa depan. dengan dia yang yang mungkin baru datang dihupmu sebentar saja (?).  aku mencoba untuk mengembangkan senyum. tetapi mungkinkah aku rela? ah... mungkin ini hanya tetes rindu yang turun terlambat di februari. atau mungkin romansa nostalgia yang tiba-tiba hinggap, sementara. hakikat manusia bukan untuk berkelakar soal seandainya. tapi.. rasanya aku ...

Titik dan Permulaan

kamu adalah bagian dari masa lalu. sebuah titik dimana dulu aku pernah menetap. titik yang dulu aku percayai sebagai akhir. aku pernah merasakan tenang. disana, aku pernah percaya bahwa kata resah-pilu-sendu-kelu hanya cerita yang didongengkan secara hiperbolis oleh pujangga.  masalalu adalah konsekuensi waktu yang terus melaju. sebuah ponstulat yang baku. yang tidak terbantahkan. banyak orang mengambarkan masalalu dengan berlebihan. bercerita hingga berbusa soal "seandainya" seakan mereka tidak rela. karena bagi beberapa orang romansa masa lalu masih lebih mengairahkan daripada masa depan.  sekarang, langkah kakiku dipaksa untuk berpindah. dari titik yang semula definisaikan sebagai akhir ke permulaan. permulaan selalu menyalakan harapan.  tengoklah kebelakang dan ucapkan selamat tinggal. karena aku tahu akhirku dulu ternyata semu. jika rindu, bolehlah kita menyapanya sesekali. tapi ingatlah untuk tidak mudah berhenti. kare...

Sebuah Akhir.

sebuah perjalanan selalu memiliki akhir. setiap penjuangan selalu bermuara pada sebuah ujung. setiap langkah kanan akan selalu ditutup oleh kaki kiri yang merapat. setiap nafas yang kau tarik akan selalu kau hembuskan. setiap darah yang mengalir dari hulu jantungmu akan mencapai muaranya. setiap putih akan berkompromi pada hitam. setiap gemerlap gelombang akan baeradu dalam tenang. setiap jalan yang kau tapakai akan selalu menemui sebuah persimpangan.. persimpangan selalu menghadirkan pilihan. persimpangan akan selalu memberikan kesempatan. persimpangan akan mengajarkan hal yang baru. persimpangan akan memberikanmu sudut pandang yang baru. persimpangan menwarkan tantangan persimpangan adalah awal dari sebuah akhir.. akhir akan selalu datang. akhir bukan juga sebuah pilihan. tapi akhir akan selalu menawarkan awal yang baru. sebuah lembar putih bersih yang didalamnya kita diberi kebebasan kebebasan yang bertanggung jawab untuk masa lalu, hari ...

Tugas Akhir Adalah MASTERPIECES

NOTULENSI PROGRES  TA -03-05 FEBRUARI 2015 -belajar statistik multivariat untuk K-means clustering, hiriki clustering dll -analysis clustering untuk indomaret dan alfamart based on location __________________________________________________________________________________________________________________________________________________ NOTULENSI PROGRES  TA -12-13 FEBRUARI 2015 Input data Origin - destination matriks untuk exsisting system ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________ NOTULENSI PROGRES  TA -17 FEBRUARI 2015 cari data informasi dari atlas perkabupaten di DIY informasi yang bisa diambil : atlat kota Yogyakarta Topografi (ketinggian permukaan) (peta dasar 1:25000 rbi) jenis tanah hidrologi (ground watter dan rainfall) (development data bapeda) industry (data pokok pembangunan bapeda) agriculture(data pokok pembangunan bapeda) minning (da...