Langsung ke konten utama

"Berlatih Untuk Menang" sebuah pelajaran dari gaya hidup seoarang "samurai" :)

kamar hijau, pogung rejo,yogykarta

hari ini aku merasa "sangat gagal" menjadi seorang mahasiswa, betapa tidak, minggu perkuliahan sudah memasuki minggu ke 4 dan ternyata hingga kini aku masih belum bisa menemukan esensi sesungguhnya dari apa yang aku pelajari. mungkin hal semacam ini memamng bukan hannya aku yang meraasan. bahkan dilingkungan akademik yang begitu kuat di UGM saja hal hal seperti ini masih banyak kujumpai anak yang "telat berlari" seperti kondisiku saat ini.... ya memang skill yang bersifat akademis seperti ini bukanlah  "pilihan" dalam hidup setiap orang . 

"setiap orang disiapkan dan mempersiapkan dirinya untuk hal yang "berbeda" sesuai pilihan mereka masing masing"
meskipun demikian banyak orang salah mengartikanya. karena  apapun yang menjadi pilihan seseorang sebagi jalan hidupnya,  juga harus diikuti dengan sebuah totalitas untuk mencapai kesuksesan. 

malam ini aku belajar banyak hal.. aku kembali membuka sebuh buku yang sudah lama kumiliki dan sebenrya sudah selesai juga kubaca berjudul Samurai Strategies yang ditulis oleh seorang jurnalis dan petualang amerika bernama  Boye Lavayete ..salah satu bab dalam buku ini mengingatkanku akan sebuah arti dari "berlatih untuk menang" . buku tersebut adalah buku buah resensi/ringkasan  dari buku biografi "book of five rings" . buku ini berkisah tentang kehidupan, pola pikir dan jalan hidup yang luar biasa dari seorang samurai terbaik sepanjang masa jepang bernama Musashi Miyamoto. 

dalam bab mengenai "Berlatih untuk Menang" ini menyeritakan tentang kegigihan Musashi muda dalam berlatih untuk mencapai tujuanya yang sangat ambisius : Menjadi Samurai Terbaik di Seluruh Jepang!
keahlian bertarung yang dikembangkan oleh Musasi dan juga sebagian besar samurai besar lainya dipeoleh dengan penuh keringat dan perjuangn. program mereka didasari atas sistem latihan yang dimulai sejak masa kanak kanak awal. latihan mereka dilakukan berjamjam dalam sehari dan selama enam hari dalam seminggu, dan berlanjut sampai bertahun tahun. 

latihan formal mereka dimulai ketika "calon" samurai berumur enam tahun, mereka terus menmpa fisik dan mental mereka dengn latihan yang sangat keras, berlatih mebanting lawan menebas dengan prang kayu hingga mengorbankan "masa bermain" mereka untuk melatih kemampuan pedang dan mental bertarung mereka. hingga pada usia 15 tahun saaat mereka dirasa telah menjadi petarung yang matang, mereka harus melewati sebuah ritual mengerikan untuk  membuat mereka "dibabtis" menjadi samurai sejati. yakni dengan memenggal kepala seorang seorang penjahat atau musuh yang tertawan. yuppp...memengaggal KEPALA. ritual ini harus dilewati oleh samurai muda untuk menguatkan mental mereka dan membuat nama samurai  menjadi melegenda sebagai petarung yang tangguh dan tak kenal ampun. dan apakah latihan mereka akan berhenti hingga mereka "dibabtis" menjadi samaurai ?? ternyata tidak mereka akan terus berlatih hingga akhir hayat mereka atau hingga mereka melepaskan gelarnya sebagai "ksatri" jepang .. berlatih sama kerasnya setiap hari  !

bagi sugyosha seperti musashi . latihan intensif seperti itu dia lakukan sepanjang hidupnya. karena bagi para samurai, kehidupan mereka sangat bergantung pada keahlian yang mereka miliki. mereka bertarung TIDAK hanya untuk memenangkan turnamen pertarungan namun juga untuk menjunjung tinggi kehormatan dan reputasi serta untuk bertahan hidup.

dari cetita tersebut kita bisa sedikit belajar kawan, bahwa untuk dapat meraih kesuksesan, kita juga harus mempertahankan "kondisi tarung" melalui latihan yang teratur dan terus menerus. seperti halnya samurai, dibutuhkan kerja keras untuk melatih fisik dan psikis untuk tetap awas secara fisik dan  mental . Karena sekali lagi.... dengan kerja keras kita dapat mengalahkan segalanya :)


"berlatihlah terus menerus dengan "senjata" anda, untuk dapat tetap bertahan dan berhasil "



Komentar

Postingan populer dari blog ini

somos libres siempre solamente por tu vas!

Sei mangkei ranger - Jilid 1  hari ini, ditempat yang sama, saat kita memulai segalanya.. sabagian dari kita kini telah "selesai" melewatinya.. sebagian dari mereka telah berpamitan. melesat menuju takdir masing masing untuk mencoba meraih pengharapan ditempat yang lain.. bagi sebagian dari kita.. mungkin ini adalah titik penghabisan. bagi sebagian lainya mungkin kita masih memiliki alasan untuk bertahan.. dari titik yang sama saya  akan-selalu-tetap-akan mendoakan.. bahwa dengan segala pilihan yang kita ambil maka kita  akan menemukan jawaban.. bagi mereka yang masih bertahan.. semoga kita dikuatkan.. karena hal terpenting untuk teteap bertahan adalah dengan menemukan alasan.. bagi mereka yang masih berjuang maka teteaplah melihat kedepan. mengingat tujuan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat. dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh setiap harinya.. ya.. hidup ribuan kilometer jauh dari "rumah" bukanlah hal yang mudah. kita tau...

Cerita Awan Biru

awan sirus yang tipis lembut membaur di  langit biru disiang bolong. Angin timur yang yeng bertiup kencang seakan mebentuk guratan-guratan tipis yang melingkar parabol mengikuti arah angin. Butiran uap air itu kini telah jenuh di ketinggian. Hadir dari tanah permukaan, dari daun-daun hijau serabutan, datang dari hilir yang syahdu dan juga hulu yang teduh. Butian uap itu kini telah memadu, dan bergerak bersama dalam keteraturan.  Dalam sebuah tatanan alam yang telah digariskan oleh sang Maha. Awan sirus yang tipis memberi rona yang berbeda di langit luas. Langit yang berwarna biru kini memiliki corak garis tipis mengurat dari sisi timur dan mulai membarat. Awan sirus memberi keteduhan tanpa menghasikan hujan sekaligus membawa tenang saat terik semangat menyapa bumi.   Butiran uap air tidak pernah mempertanyakan mengapa ia harus selalu berpindah seakan tak memiliki rumah. Mereka bahkan tak tahu lahir dari mana. Apakah dari tanah permukaan? Atau merupakan bagian dari ...

Numpak montor sinambi sawan tangis utowo mikul dhawet sinambi rengeng-rengeng

Berlari, maju dan melesat - begitulah kiranya setiap manusia kini berhasrat untuk saling mendahului. Siapa yang lebih cepat bekerja, siapa yang lebih giat berpacu , siapa yang lebih cekatan menangkap peluang maka dialah yang akan maju menjadi pemenang.  Disadari atau tidak dalam setiap dari diri manusia , selalu ada singa bernama ambisi yang rasanya selalu ingin dipuaskan dan  diberi makan. serupa bara api, ambisi haruslah selalu ada dalam diri manusia bukan hanya agar selalu hangat-terang-menyala hidupnya  namun juga agar tidak pandir tingkah lakunya.  ambisi harus ditakar secara jeli agar hidup kita sebagai manusia menjadi seimbang. tidaklah menjadi pribadi yang mabuk akan ambisi dan  berkacamata kuda, atau juga bukan menjadi pribadi yang nerimo in pangdum  saja dimana seakan-akan nasib adalah hadiah Tuhan yang turun begitu saja dari langit.  Hiduplah dengan api-unggun-bernama-ambisi didalam dirimu, dimana di sekelilinya telah terdapat...