Langsung ke konten utama

"JAUH" Bukanlah Sebuah Tujuan

ruang putih, perpustakaan fakutas teknik
bulaksumur , Yogyakarta

surat kabar yogyakarta tengah ramai membicarakan cuaca ekstrim  akhir akhir ini... ya..pertengahan oktober ini  jogja memang luar biasa panas.. terahir kubaca berita dari surat kabar suhu di jogjakarta mencapai 41 drajad ! luar biasa...jangan kau tanya bagaimana rasanya kawan, mandi rasanya menjadi hal yang sia sia semata.  

 akhir akhir ini aku memang sedang gandrung menonton suatu acara televisi berjudul "100 hari keliling indonesia" di salah satu stasiun televisi swasta. sebuah acara "idealins"  yang  luar bisaa! selain karena konsep yang  menarik yaitu "mengelilingi indonesia"dengan jalur darat, sunagi, laut dan menolak perjalanan Udara " menarik kan? disaat sebagian besar orang hanya menginginkan jalan pintas dan hanya sekedar ingin "pamer foto" mereka justru memilih jalan yang "berbeda"..sebuah jalan yang "bercerita". sebagai konpensasi mereka lebih memilih  mengunakan "kendaraan umum.  acara ini juga mencoba mengungkap indonesia yang "sebenarnya" dan "sejujurnya". prinsip "sejujurnya" ini menjadi sesuatu yang unik menurutku..dimana sebagian besar acara televisi indonesia yang "hanya" menampilkan hedonisme dan "keindahan" semata dan seakan mengabaikan ironi dibalik semua itu. hampir sama dengan prinsipku ketika aku melakukan travelling..menurutku ketika melakukan sebuah perjalanan... bukan hanya "jauh" yang menjadi tujuan akan tetapi juga "cerita" dibalik perjalanan itu. karena untuk menperoleh cerita yang sesunguhnya dan tanpa "kepalsuan" kita harus mengabaikan sekilas perkara "kenyamanan"...ya aku percaya itu. dan kini aku punya satu "mimpi" baru yang kutlis di dinding kamarku :)

"jauh" bukanlah sebuah tujuan,.melainkan pengalaman, cerita dan keaslian lokal justru akan menjadikan perjalananmu jauh lebih membekas 

-dimas pradana

ini adalah foto yang kuambil ketika emngunjungi sebuah pasar tradisional di jogja 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

somos libres siempre solamente por tu vas!

Sei mangkei ranger - Jilid 1  hari ini, ditempat yang sama, saat kita memulai segalanya.. sabagian dari kita kini telah "selesai" melewatinya.. sebagian dari mereka telah berpamitan. melesat menuju takdir masing masing untuk mencoba meraih pengharapan ditempat yang lain.. bagi sebagian dari kita.. mungkin ini adalah titik penghabisan. bagi sebagian lainya mungkin kita masih memiliki alasan untuk bertahan.. dari titik yang sama saya  akan-selalu-tetap-akan mendoakan.. bahwa dengan segala pilihan yang kita ambil maka kita  akan menemukan jawaban.. bagi mereka yang masih bertahan.. semoga kita dikuatkan.. karena hal terpenting untuk teteap bertahan adalah dengan menemukan alasan.. bagi mereka yang masih berjuang maka teteaplah melihat kedepan. mengingat tujuan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat. dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh setiap harinya.. ya.. hidup ribuan kilometer jauh dari "rumah" bukanlah hal yang mudah. kita tau...

Cerita Awan Biru

awan sirus yang tipis lembut membaur di  langit biru disiang bolong. Angin timur yang yeng bertiup kencang seakan mebentuk guratan-guratan tipis yang melingkar parabol mengikuti arah angin. Butiran uap air itu kini telah jenuh di ketinggian. Hadir dari tanah permukaan, dari daun-daun hijau serabutan, datang dari hilir yang syahdu dan juga hulu yang teduh. Butian uap itu kini telah memadu, dan bergerak bersama dalam keteraturan.  Dalam sebuah tatanan alam yang telah digariskan oleh sang Maha. Awan sirus yang tipis memberi rona yang berbeda di langit luas. Langit yang berwarna biru kini memiliki corak garis tipis mengurat dari sisi timur dan mulai membarat. Awan sirus memberi keteduhan tanpa menghasikan hujan sekaligus membawa tenang saat terik semangat menyapa bumi.   Butiran uap air tidak pernah mempertanyakan mengapa ia harus selalu berpindah seakan tak memiliki rumah. Mereka bahkan tak tahu lahir dari mana. Apakah dari tanah permukaan? Atau merupakan bagian dari ...

Numpak montor sinambi sawan tangis utowo mikul dhawet sinambi rengeng-rengeng

Berlari, maju dan melesat - begitulah kiranya setiap manusia kini berhasrat untuk saling mendahului. Siapa yang lebih cepat bekerja, siapa yang lebih giat berpacu , siapa yang lebih cekatan menangkap peluang maka dialah yang akan maju menjadi pemenang.  Disadari atau tidak dalam setiap dari diri manusia , selalu ada singa bernama ambisi yang rasanya selalu ingin dipuaskan dan  diberi makan. serupa bara api, ambisi haruslah selalu ada dalam diri manusia bukan hanya agar selalu hangat-terang-menyala hidupnya  namun juga agar tidak pandir tingkah lakunya.  ambisi harus ditakar secara jeli agar hidup kita sebagai manusia menjadi seimbang. tidaklah menjadi pribadi yang mabuk akan ambisi dan  berkacamata kuda, atau juga bukan menjadi pribadi yang nerimo in pangdum  saja dimana seakan-akan nasib adalah hadiah Tuhan yang turun begitu saja dari langit.  Hiduplah dengan api-unggun-bernama-ambisi didalam dirimu, dimana di sekelilinya telah terdapat...