Langsung ke konten utama

“maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan ?”


28 agustus 2013

Kamar hijau, sleman Yogyakarta.

Kejutan tuhan kembali menghadiri saya pukul 3 15 sore ini. Sebuah pesan dari pak herianto yang notabene merupakan dosen pembimbing mengirimkan sebuah pesan yang mengabarkan bahwa penelitian saya diterima dikti dan akan dalam 8 hari kedpan saya akan dikarantina  oleh pihak ugm sebelum akhirnya maju pada tingkat nasional yang akan di adalkan dilombok. Perasaan kaget dan tidak percaya sempat menghampiri saya. Tapi bahwa saya percaya bahwa tuhan memamng selalu memiliki rencana yang lebih baik bagi setiap hambanya yang percayadan “memililih”. Kenapa saya sebut “memilih”? karena saya percaya bahwa setiap yang kita dapat hari ini adalah buah dari runtutan pilihan yang kita ambil sebelumnya. Setiap pilihan yang kita ambil akan membentuk setiap jengkal masadepan kita,  setiap hasil yang kita dapat dan yang “akan” kita dapat ada ditanan kita. Saat ini mata saya masih sngat pegal menatap layar 17 inch . namun entah mengapa saya masih engan mengeserkan jari jemari saya dari keyboard leptopku yang bekerja tanpa lelah. Dalam hati saya masih tertegun, sedikit tak percaya bahwa didepan saya kini terpampang sebuah tantangan besar, sebuah tantangan yang mendorong saya melewati batasan yang saya miliki. Jalan masih panjang, jalan masih terjal, dan jalan masih bergelombang. Untuk menuju sebuah keberhasilan, masih diperlukan ratusan tetes kerinagt, tenaga dan usaha.

“we made our own boundary, soot let’s break it ! the thing that we need to push it little forward!”
-Fdp
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

somos libres siempre solamente por tu vas!

Sei mangkei ranger - Jilid 1  hari ini, ditempat yang sama, saat kita memulai segalanya.. sabagian dari kita kini telah "selesai" melewatinya.. sebagian dari mereka telah berpamitan. melesat menuju takdir masing masing untuk mencoba meraih pengharapan ditempat yang lain.. bagi sebagian dari kita.. mungkin ini adalah titik penghabisan. bagi sebagian lainya mungkin kita masih memiliki alasan untuk bertahan.. dari titik yang sama saya  akan-selalu-tetap-akan mendoakan.. bahwa dengan segala pilihan yang kita ambil maka kita  akan menemukan jawaban.. bagi mereka yang masih bertahan.. semoga kita dikuatkan.. karena hal terpenting untuk teteap bertahan adalah dengan menemukan alasan.. bagi mereka yang masih berjuang maka teteaplah melihat kedepan. mengingat tujuan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat. dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh setiap harinya.. ya.. hidup ribuan kilometer jauh dari "rumah" bukanlah hal yang mudah. kita tau...

Cerita Awan Biru

awan sirus yang tipis lembut membaur di  langit biru disiang bolong. Angin timur yang yeng bertiup kencang seakan mebentuk guratan-guratan tipis yang melingkar parabol mengikuti arah angin. Butiran uap air itu kini telah jenuh di ketinggian. Hadir dari tanah permukaan, dari daun-daun hijau serabutan, datang dari hilir yang syahdu dan juga hulu yang teduh. Butian uap itu kini telah memadu, dan bergerak bersama dalam keteraturan.  Dalam sebuah tatanan alam yang telah digariskan oleh sang Maha. Awan sirus yang tipis memberi rona yang berbeda di langit luas. Langit yang berwarna biru kini memiliki corak garis tipis mengurat dari sisi timur dan mulai membarat. Awan sirus memberi keteduhan tanpa menghasikan hujan sekaligus membawa tenang saat terik semangat menyapa bumi.   Butiran uap air tidak pernah mempertanyakan mengapa ia harus selalu berpindah seakan tak memiliki rumah. Mereka bahkan tak tahu lahir dari mana. Apakah dari tanah permukaan? Atau merupakan bagian dari ...

Numpak montor sinambi sawan tangis utowo mikul dhawet sinambi rengeng-rengeng

Berlari, maju dan melesat - begitulah kiranya setiap manusia kini berhasrat untuk saling mendahului. Siapa yang lebih cepat bekerja, siapa yang lebih giat berpacu , siapa yang lebih cekatan menangkap peluang maka dialah yang akan maju menjadi pemenang.  Disadari atau tidak dalam setiap dari diri manusia , selalu ada singa bernama ambisi yang rasanya selalu ingin dipuaskan dan  diberi makan. serupa bara api, ambisi haruslah selalu ada dalam diri manusia bukan hanya agar selalu hangat-terang-menyala hidupnya  namun juga agar tidak pandir tingkah lakunya.  ambisi harus ditakar secara jeli agar hidup kita sebagai manusia menjadi seimbang. tidaklah menjadi pribadi yang mabuk akan ambisi dan  berkacamata kuda, atau juga bukan menjadi pribadi yang nerimo in pangdum  saja dimana seakan-akan nasib adalah hadiah Tuhan yang turun begitu saja dari langit.  Hiduplah dengan api-unggun-bernama-ambisi didalam dirimu, dimana di sekelilinya telah terdapat...